Semua tulisan dari Editor Utama

Elektabilitas Erick Thohir Menguat Untuk Pilpres 2024

Calonpresiden2024.com – Elektabilitas Menteri BUMN Erick Thohir terus menguat. Hal ini menjadikannya figur calon wakil presiden (cawapres) idaman.

Bahkan, dirinya disebut-sebut menjadi cawapres incaran calon presiden (capres) untuk Pemilihan Presiden 2024. Menurut Pengamat Politik (parpol). Eks presiden Inter Milen ini memiliki kompetensi mumpuni untuk diusung sebagai cawapres.

“Saya melihat potensi Pak Erick Thohir lebih tinggi,” ujar Zaki dikutip dari keterangan resmi, Kamis (1/6).

Menurutnya, Erick Thohir memiliki peluang yang besar untuk diusung sebagai cawapres pada Pilpres mendatang. Sosok Menteri BUMN ini, imbuh Zaki, adalah figur dambaan yang diterima semua golongan masyarakat.

Baca Juga : Pemilih Akan Tetap Terima 5 Surat Suara di Pemilu Serentak 2024

Oleh karena itu, Ketua Umum PSSI ini sosok yang cocok untuk dipasangkan dengan figur capres unggulan.

Merujuk hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 30 April – 5 Mei 2023, elektabilitas Erick Thohir menempati daftar teratas. Pada simulasi lima nama, Erick Thohir berhasil meraih elektabilitas sebesar 18,8 persen.

“(Erick Thohir) bisa maju dalam kontestasi Pilpres nanti sebagai cawapres dipasangkan di manapun,” tutur Zaki.

Keunggulan besar Erick Thohir khususnya terletak pada rekam jejak kinerjanya selama memimpin sektor BUMN.

 

Pemilih Akan Tetap Terima 5 Surat Suara di Pemilu Serentak 2024

Calonpresiden2024.com – Komisioner KPU RI Yulianto Sudrajat mengatakan untuk Pemilu 2024 masyarakat yang memiliki hak memilih atau pemilih akan tetap mendapat 5 surat suara. 5 surat suara itu terdiri dari pasangan capres-cawapres hingga caleg DPR-RI.

Sudrajat menyebut hal itu tertuang dalam Rancangan Peraturan KPU (PKPU) tentang perlengkapan pemungutan suara, dukungan perlengkapan lainnya dan perlengkapan pemungutan suara lainnya dalam pemilu. Suara suara, lanjut dia, masih sama seperti di 2019.

Baca Juga : Hasil Survei Litbang Kompas: Ganjar Pranowo Banyak Tak Digandrungi Gen Z

“Pengaturan mengenai surat suara pemilu antara lain, jenis surat suara yang terdiri atas pemilu presiden dan wakil presiden, anggota DPD, anggota DPR, angota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kebupaten atau kota,” kata Sudrajat dalam RDP dengan Komisi II, Kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/5/2023) kemarin.

Menurut Sudrajat hal ini pun sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017. Sudrajat pun menampilkan simulasi desain surat suara untuk pemilu 2024.

“Untuk 2 pasangan calon presiden dan wakil presiden ukurannya adalah 22 x 30 Cm maksimal 2 paslon. Di kolom foto 9 x 6.75 Cm. Yang 3 paslon 33 x 3 Cm, kolom foto sama, kalau ada 4 paslon ukuran bertambah 44 x 31 Cm, kolom foto sama,” tutur Sudrajat.

Ia pun mengatakan bahwa setiap 5 surat itu ditandakan dengan warna yang berbeda. Ada pula abu-abu untuk pemilihan surat suara presiden dan wakil presiden, pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) berwarna merah, DPR RI berwarna kuning, DPRD provinsi berwarna biru hingga hijau untuk DPRD kabupaten/kota.

Baca Juga : Ganjar Minta Relawan Tak Balas Konten Garang di Medsos, Doakan Saja

“Ini penanda tadi ya, warna penanda. Prinsipnya sama dengan pemilu di 2019, penanda untuk abu-abu untuk suara presiden dan wakil presiden kami letakkan di bawah sama, kemudian DPD warna merah, DPR RI warna kuning, kemudian DPRD provinsi warna biru, kemudian warna biru, kemudian warna biru, kemudian warna hijau untuk DPRD kabupaten atau kota,” ungkapnya.

Pemilih akan tetap menerima lima surat suara saat Pemilu 2024, sehingga mematahkan wacana penyederhanaan surat suara. Wacana penyederhanaan suarat suara ini sempat muncul pada 2022 lalu.

Ganjar Minta Relawan Tak Balas Konten Garang di Medsos, Doakan Saja

Calonpresiden2024.comGanjar Pranowo merupakan calon presiden dari PDI-Perjuangan, meminta pendukungnya tak membalas konten garang di media sosial yang sifatnya menyerangnya.

“Beberapa hari terakhir di medsos, kok garang-garang ya, kok marah marah ya, tolong seluruh relawan Ganjar Pranowo jangan membalas itu. Kalau ada yang ngomong jelek, kita doakan saja, kalau ada yang memfitnah, kita doakan saja, carilah narasi cerita yang positif, hormatilah orang lain,” ujar dia, di Serang, Banteng, Sabtu (27/5/2023).

Baca Juga : Pilpres 2024 Diprediksi Sengit Pemenang Ditentukan Sosok Cawapres

Untuk mengatasi serangan-serangan di media sosial ini, Ganjar mengaku bahwa kerap kali berkomunikasi dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Pak Jokowi selalu memberi arahan kepada saya, dulu dia dua kali mengikuti kontestasi, di fitnah, dia diam saja. Bu Mega sudah menentukan dan mengumumkan (Ganjar Capres) pada 21 April, beliau pun menyampaikan sopan santun dan tata krama,” terangnya.

Dalam gelaran safarinya di Banten itu, Ganjar Pranowo juga sempat meminta para kader untuk tetap tangguh.

“Menang itu lebih enak, dan menang itu kesempatan partai ini untuk mencetak kader sebanyak-banyaknya. Banteng itu tidak bisa cengeng, kalah nangis,” ujar dia.

Baca Juga : Hasil Survei Litbang Kompas: Ganjar Pranowo Banyak Tak Digandrungi Gen Z

Sebelumnya, Pilpres 2014 dan 2019 banyak diwarnai dengan konten negatif di media sosial berupa kampanye hitam yang menyerang para kandidat.

Hasil Survei Litbang Kompas: Ganjar Pranowo Banyak Tak Digandrungi Gen Z

Calonpresiden2024.com – Menurut berdasarkan dari hasil survei terbaru Litbang Kompas, bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo ternyata tidak banyak digemari oleh Generasi Z dalam Pilpres 2024.

Padahal, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu merupakah salah satu capres yang sangat aktif dengan media sosial.

Pada saat menghadiri konsolidasi pemenang pilpres 2024 di kantor DPD PDIP Banteng, Serang, Sabtu (27/5/2025), Ganjar menyinggung hasil survei Litbang Kompas itu.

“Sudah baca survei Kompas ya, menarik. Di survei Kompas itu pas saya telanjangi, itu menarik. Ternyata Generasi Z itu tidak banyak yang memilih saya,” kata Ganjar di hadapan kader PDIP.

Baca Juga : Ada Kemungkinan Muncul Poros Keempat, Golkar dan PAN

Maka sebab itu, Ganjar Pranowo ingin memanggil Generasi Z untuk mendengarkan langsung pemimpin yang diinginkan mereka. Generasi Z sendiri merupakan anak muda dengan rentang usia 17-26 tahun.

“Maka coba kita dengarkan Generasi Z yang muda banget, ini adeknya milenial,” ujar Ganjar.

Pada kesempatan itu pun Ganjar memanggil Silvia, merupakan seorang Generasi Z dan simpatisan muda PDIP yang berusia 23 tahun. Dia bertanya pendapat Silvia mengenai politik.

“Di usiamu, di pikiranmu, apa sih politik itu? tanya Ganjar,”

“Politik itu untuk kemanjuan bangsa,” jawab Silvia.

Lalu, mantan anggota DPR RI itu pun menanyakan soal calon legislatif (caleg) yang diimpikan oleh anak-anaknya muda. Menurut Silvia, anak muda menginginkan sosok peminpin yang mau menyapa.

“Kalau lihat caleg yang paling menarik, impian anak-anak muda seperti apa? yang dia kasih duit?” Ganjar kembali bertanya. “Kalau anak muda tuh asik. Yang enggak malu menyapa ke anak-anak muda,” kata Silvia.

Baca Juga : Pilpres 2024 Diprediksi Sengit Pemenang Ditentukan Sosok Cawapres

Ganjar mengaku, setelah meraup suara milenial merupakan salah satu pekerjaan besar untuk para kader PDIP. Dia juga melihat para Generasi Z ingin didengarkan dan mendapatkan jaminan serta kepastian.

“Maka ketika mereka bekerja pada profesinya itu, mereka bisa mendapatkan jaminan, mereka mendapatkan kenyamanan dan kepastian. Itu yang menurut kita, harus kita dengarkan,” tutur Ganjar.

Pilpres 2024 Diprediksi Sengit Pemenang Ditentukan Sosok Cawapres

Calonpresiden2024.com – Bursa calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 relatif stabil pada 3-4 nama. Namun fenomena berbeda tampa dalam bursa cawapres. Berbeda dengan capres, nama-nama baru justru terus bermunculan dalam bursa cawapres.

Maraknya sosok yang masuk bursa cawapres dianggap wajar lantaran dianggap bakal menjadi kunci kemenangan pada Pilpres 2024.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dari hasil survei tiga nama calon presiden Prabowo Subianto, Ganjar Prabowo, dan Anies Baswedan saling salip menyalip.

Bahkan tidak ada satu calon pun yang bisa mencapai angka psikologis 60 persen. Dia menilai tren capai tersebut kini jarang ditemui.

Baca Juga : Komunitas Jokpro 2024 Bubar Usai Ganjar Jadi Capres PDIP

Dengan temuan tersebut dinilai menjadi sosok Cawapres yang dipilih harus mempertimbangkan kemampuan mendongkrak suara capres untuk memenangkan pemilu 2024.

“Sejak saya mempelajari pemilih (voting behavior), dugaan saya Pemilu 2024 adalah kontestasi elektoral paling sengit. Karena perbedaan elektoral capres naik turun seperti rool coster dan saling menyalip,”ucapnya pada Minggu, (28/5/2023).

“Baru kali ini trennya begitu kompetitif dan sangat dinamis, peran cawapres menjadi sangat krusial, top 3 capres nggak ada yang mencapai angka psikologis 60 persen.” tambahnya.

Lebih detail dia menyebut pemilu 2024 kali ini cawapres tidak harus sesuai pada variabel jawa luar jawa, perempuan, soal sipil atau militer dan juga bukan soal kombinasi nasionalis religius. Dia menilai bahwa kemenangan cawapres effect.

Baca Juga : Ada Kemungkinan Muncul Poros Keempat, Golkar dan PAN

“Cawapres yang mampu mendongkrak elektabilitas capres, meskipun mazhab umum selama ini bahwa cawapres yang mungkin digandeng karena bawa elektabilitas, bawa logistik dan bawa partai politik. Namun lagi-lagi soal cawapres adalah soal kebutuhan kemenangan.” jelasnya.

Dia pun menilai seorang cawapres setidaknya memiliki tiga kriteria seperti penerimaan parpol pengusung partai politik, penemerimaan elit parpol yang menjadi pemain atau king maker, dan terakhir penerimaan akar rumput yang menjadi ujung tombak dari kemenangan.

“Tak kalah pentingnya diterima secara aksetabilitas sama akar rumput (grassroot) oleh karena itu cawapres pilihan elite tidak boleh split ticket dengan arus kehendak arus bawah,” pungkasnya.

Ada Kemungkinan Muncul Poros Keempat, Golkar dan PAN

Calonpresiden2024.com – Bakal Calon Presiden (Bacapres) RI yang sudah ada hingga kini haru santer tiga nama. Diantaranya adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.

Nah yang terbaru, santer pula poros keempat yang dapat mencalonkan nama Bacapres di Pemilu 2024 Indonesia. Poros keempat itu datangnya dari partai-partai kuat yang ada di RI seperti Golkar dan juga PAN. Hal itu pun seperti yang dikatakan oleh Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini.

Baca Juga : Presiden Jokowi Dukung Ganjar di Pilpres 2024

Didik pun menyampaikan, ketimbang mengekor dengan partai-partai yang telah mengusung calon presidennya sendiri, seperti PDIP-PPP yang telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres, NasDem-Demokrat PKS mengusung Anies Baswedan, dan Gerindra-PKB mengusung Prabowo Subianto.

Menurut Didik, peta politik yang kini berkembang semakin memperuncing potensi bubarnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sehingga kedua partai yang pernah bersinar itu pun berpotensi memperkuat posisi yang elektabilitasnya sendiri.

“Momentum transisi ini sangat berpeluang besar bagi Golkar, dan PAN untuk membuat poros ke-4 demi memperkuat ketahanan partai,” ujar Didik melalui keterangan tertulis, dikutip Minggu (28/5/2023).

Didik menilai bahwa, jika dua partai masih stabil itu terus mengekor saja hingga 2024, untuk itu tidak akan mendapat tambahan suara, kecuali bisa mendapatkan jatah menteri di kemudian hari, hal itu pun apabila Presiden yang mereka calonkan menang.

“Ini merupan peluang untuk berkiprah mengusung pasangan sendiri sehingga membuat peta politik baru menjadi 4 pasangan dan koalisi baru Golkar-PAN cukup untuk mengusungnya,” tuturnya.

Apabila Golkar mengusung Airlangga Hartanto sebagai calon presiden, Didik berpendapat dinamika partainya akan hidup selama pilpres dari pada mengusung kader partai lain. Wakil dari kader PAN dapat bergabung dengan partai Golkar.

“Apalagi jika Golkar berhitung matematis votes secara strategis mengusung kares barunya, Ridwan Kamil, sebagai calon presiden, maka suara Jawa Barat akan disapu bersih. Golkar akan mendapat manfaat besar dalam demokrasi terbuka ini,” ucap Didik.

Ia turut mengingatkan, koalisi yang lebih tersebar menghindari dominasi kekuasaan yang otoriter seperti saat ini.

Baca Juga : Komunitas Jokpro 2024 Bubar Usai Ganjar Jadi Capres PDIP

Koalisi 82 persen diparlemen menyebabkan demokrasi terancam dengan wajah pemerintah dan aparat yang sudah otoriter. Pastinya, strategi koalisi pilpres seperti ini dengan poros baru ke-4 akan menyebabkan pilpres bakal menjadi dua tahap atau masuk ke perputaran kedua.

Dua pasangan akan ini pun akan lanjut, partai-partai yang kalah berada di posisi ketiga dan keeempat akan berhitung lagi ke pembentukan koalisi baru.

“Golkar dan PAN tidak akan kehilangan kesempatan berkiprah pada putaran kedua ini. Jadi, inisiatif poros keempat dapat dikatakan rasional jika dilihat dari kepentingan partai-partai yang terus bersaing satu sama lain,” kata Didik.

Komunitas Jokpro 2024 Bubar Usai Ganjar Jadi Capres PDIP

Calonpresiden2024.com – Presiden Joko Widodo tidak mau memberikan siapapun yang mendukungnya menjadi calon presiden di tahun yang akan datang yakni 2024. Bahkan sangat banyak sekali relawan jokowi yang mendukung penuh agar presiden jokowi dodo bisa menjabat kembali sebagai presiden Indonesia dan melanjutkan proyek pembagunan yang telah dirancangnya.

Kelompok relawan Komunitas Jokpro 2024 mendukung penuh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat tiga periode resmi dibubarkan pada Kamis, (25/5/2023).

Sekjen Komunitas Jokpro 2023 Timothy Ivan Triyono mengatakan pembubaran tersebut pun dilakukan setelah PDIP resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Baca Juga : Presiden Jokowi Dukung Ganjar di Pilpres 2024

“Dengan berat hati, kami memutuskan untuk menyatakan bahwa Komunitas Jokpro 2024 dibubarkan beserta segala akibatnya,” kata Ivan dalam keterangan tertulis, Kamis, (25/5/2023).

Menurutnya, Jokowi tiga periode hanya dapat dilakukan lewat amendemen UUD 1945. Langkah itu pun bisa dilakukan apabila ada dukungan yang cukup di parlemen.

“Pencalonan Bapak H. Ganjar Pranowo sebagai calon presiden oleh PDIP, maka kami menganggap perjuangan ide/gagasan presiden tiga periode pada 2024 in peluangnya sangat kecil,” ujarnya.

Timothy menyampaikan terima kasih kepada anggota Komunitas Jokpro 2024 di berbagai daerah.

Ia juga berharap silaturahmi tetap bisa terjalin meski gerakan ini sudah dibubarkan. Wacana Jokowi  menjabat sebagai presiden selama tiga periode pun santer terdengar menjelang Pemilu 2024. Jokowi juga telah berulang kali menegaskan agar dirinya taat konstitusi.

Baca Juga : Anies Dinilai Sosok Capres Representasi Santri

Tetapi, dia juga mengatakan siapa saja berbak menyuarakan wacana jabatan tiga periode. Menurutnya, hal tersebut adalah sebagian dari kebebasan demokrasi.

Presiden Jokowi Dukung Ganjar di Pilpres 2024

Calonpresiden2024.com – Dukungan atau pengesahan calon presiden (bacapres) Presiden Joko Widodo (Jokowi) nampaknya menjadi perebutan sejumlah pihak untuk merebut tiket pemenangan Pilpres 2024.

Partai di mana Jokowi menjabat sebagai pejabat, PDIP, sudah mengumumkan pencalonan Ganjar Pranowo yang juga Gubernur Jawa Tengah untuk jabatan wakil presiden. Namun, setelah pengumuman tersebut, Jokowi tidak pernah menunjukkan dukungannya secara jelas kepada salah satu capres di Pilpres 2024.

Bahkan dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra) Sukarela Jokowi, kader Megawati Soekarnoputri hanya mengisyaratkan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani dan bukan sekedar kemampuan mengontrak kursi istana. Jokowi bahkan menyatakan bahwa rakyat saat ini membutuhkan pemimpin yang berdasarkan aspirasi rakyat dan bukan elit politik.

Baca Juga : Kronologi Munculnya Wacana Duet Anies-Ahok di Pilpres 2024

Tak lama kemudian, putra Jokowi yang juga Wali Kota Gibran Rakabuming itu menggelar pertemuan dengan Ketua Umum dan calon presiden Prabowo Subianto. Sebelum Gibran, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarib, juga mengenakan kaus bergambar menteri pertahanan. Sejumlah pihak menilai, manuver Gibran dan Kaesang bisa menjadi aspirasi Jokowi.

Sejumlah manuver politik yang kini menyisakan pertanyaan, apakah dukungan Jokowi terhadap Ganjar setengah hati?

Karyono Wibowo, Pengamat Politik Institut Publik Indonesia, mengatakan Jokowi masih belum yakin siapa calon presiden yang akan didukungnya. Jokowi hanya memberikan tanda-tanda yang menjadi misteri dan multitafsir. Namun, menurut Karyono, arah dukungan Jokowi hampir secara otomatis tertuju pada tokoh Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Terkait pidato Jokowi di Musra, Karyono mengaku masih menimbulkan banyak penafsiran di kalangan hadirin. Selain berani, Jokowi juga ingin para pemimpin Indonesia mampu menyusun strategi agar bisa bersaing dengan negara lain.

“Jokowi hanya menyampaikan kriteria pemimpin yang kemudian ditafsirkan sesuai pikiran dan kepentingan masing-masing pihak,” kata Karyono kepada Minggu (21/6) malam.

Karyono menilai pernyataan Jokowi di hadapan relawan pendukungnya semakin membuat penasaran publik ketika hasil Musra menempatkan Prabowo di ranking atas.

Di sisi lain, kata Karyono, manuver Gibran yang notabene adalah putra sulung Jokowi yang terkesan mendukung Prabowo.

“Semakin menggiring persepsi publik seolah-olah Jokowi mulai bergeser mendukung Prabowo,” ujar dia.

“Padahal, belum ada sikap tegas Jokowi yang mendukung salah satu capres,” lanjutnya.

Karyono mengatakan kesimpulan sementara yang bisa ditarik yaitu Jokowi sedang memainkan irama politik untuk memastikan Pilpres mendatang adalah All President’s Men.

“Jokowi ingin presiden mendatang melanjutkan program pembangunan yang telah dirintis selama 10 tahun. Selain itu, wajar jika Jokowi ingin aman,” ucapnya.

Ketakutan Jokowi Dukung Ganjar

Pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi menilai Jokowi tetap suam-suam kuku mendukung Janjar karena beberapa alasan. Pertama, jika Ganjar terpilih, Jokowi tidak akan menjadi aktor utama melainkan fasilitator. Pasalnya, posisi Ganjar sebagai petinggi partai akan lebih tunduk dan dikendalikan oleh Ketum PDIP Megawati ketimbang Jokowi.

“Ini yang membuat Jokowi harus hati-hati bersikap,” kata Astinaldi

Menurut Asrinaldi, sebagai presiden yang akan meninggalkan kekuasaan, Jokowi tentu ingin berusaha mengakhiri kekuasaannya dengan sukses dan aman. Dia mengatakan Jokowi harus bisa menghitung peluang calon presiden memenangkan pemilihan presiden.

“Dengan harapan bisa meneruskan apa yang sudah dilakukannya selama ini sambil mengonsolidasikan kekuasaannya yang masih ada,” ujarnya.

Baca Juga : Anies Dinilai Sosok Capres Representasi Santri

“Dan bisa digunakan untuk mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahan berikutnya,” lanjutnya.

Asrinaldi mengungkapkan, Jokowi sudah memiliki preferensi untuk menggabungkan Ganjar dan Prabowo dalam pemilihan presiden sebagai Presiden/Wakil Presiden. Arsinaldi mengatakan hal itu terlihat saat PDIP mengumumkan Ganjar beberapa waktu lalu. Jokowi juga disebut meminta kesediaan Prabowo menjadi wakil Ganjar. Namun, Prabowo menolaknya.

Sementara kekuatan dukungan keduanya sangat merata di banyak jajak pendapat. Karena itu, kata Asrinaldi, Jokowi memilih berhati-hati dalam memberikan dukungan kepada dua capres tersebut.

Di satu sisi, Jangar adalah bagian dari partainya. Sementara di sisi lain, peluang menang Prabowo juga besar. Selain itu, Asrinaldi yakin Prabowo akan menempatkan Jokowi lebih baik dari PDIP (Megawati) di Pilres mendatang.

“Karenanya Jokowi akan wait and see menjelang penetapan Capres/Cawapres,” ucapnya.

Anies Dinilai Sosok Capres Representasi Santri

Calonpresiden2024.com – Jombang: Forum Komunitas Santri Nusantara (FormasNU) kembali menggelar deklarasi dukungan terhadap calon Presiden Anies Baswedan. Dukungan diberikan karena sosok Anies dianggap mewakili santri.

Pengumuman dilakukan di Jombang, Jawa Timur, Kamis 18 Mei 2023. FormasNU memilih kota Jombang sebagai tempat pengumuman wilayah Jawa Timur karena identik dengan kota pelajar. Kemudian sederet tokoh-tokoh patriotik muncul dari kalangan santri.

Presiden FormasNU Ahmad Rouf Qusyairi mengatakan pihaknya siap dari Jombang untuk melantunkan nama Anis Baswedan ke seluruh Indonesia. Ia menyampaikan bahwa nilai Anies banyak yang mirip dengan Santry yaitu change dan sustainability.

“Hal ini sejalan dengan prinsip atau nilai-nilai yang selama ini dianut kuat di kalangan santri dan Nahdalis pada umumnya, yaitu melestarikan nilai-nilai lama yang berkaitan, tradisi terkait atau tradisi yang benar dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik yang sejalan. dengan kebutuhan dan tantangan zaman”.

Baca Juga : Kronologi Munculnya Wacana Duet Anies-Ahok di Pilpres 2024

Rouf menjelaskan perubahan pertanyaan itu. Perubahan tersebut untuk keadilan sosial, pemerataan pembangunan, dan pemerataan bagi seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali.

Selain itu, Rouf menilai Anies Baswedan memiliki kedekatan yang kuat dengan Nahdalite. “Kita bisa lihat rekam jejaknya selama di DKI, dia sangat dekat dengan kalangan Nahdalis,” ujarnya.

Politisi Partai NasDem itu menyebut Anis juga terbukti tampil di DKI Jakarta. Anis dinilai mampu mempersatukan umat beragama yang berbeda.

“Kelompok agama tidak hanya Islam, tetapi juga milik kelompok agama lain, termasuk Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Khonghucu dan semua agama di Indonesia,” kata Rauf.

Dari Jombang, FormasNU juga ingin menyerap jiwa kemanusiaan yang diwadahi oleh Presiden keempat Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Puncak tertinggi politik adalah kemanusiaan.

“Hal ini tentunya sejalan dengan konsep trilogi persaudaraan. Persaudaraan antar umat Islam, persaudaraan antar bangsa (Indonesia) dan persaudaraan antar umat manusia. Inilah semangat Sahabat FormasNU,” jelas Rove.

Rouf menjelaskan, Anis merupakan sosok akting sekaligus inspirasi bagi para mahasiswa. Anis dianggap sebagai satu-satunya calon presiden di kalangan mahasiswa.

“Karena Mas Anies ini pernah menjadi Rektor Universitas Paramadina. Kita semua tahu Paramadina dilahirkan oleh Cak Nur (Nurcholish Majid). Saat orde baru ada tiga tokoh penting yang kritis terhadap negara, yakni Gus Dur, Cak Nur, serta Cak Nun,” ujar dia.

Baca Juga : Ma’ruf Amin Tidak Akan Maju di Pilpres 2024 Ini Alasannya

Selama di Jombang, FormasNU melakukan ziarah, trukan dan tawassulan di Pesantren Keras ke makam KH. Kemudian ayah Asiri yaitu Khasim Asiri berziarah ke makam Hashim Asiri dan Gus Dur di Tebu Iring, dan dilanjutkan ke makam KH Bisri Syamsuri di Denanyar.

Selanjutnya FormasNU mengunjungi Pesantren Mambaul Ma’arif dan Tambak Beras untuk berziarah ke makam KH Wabah Hasbullah. Mereka juga mendatangi pesantren Darul Uloom Rijusu Petrongan, selain pernyataan dan afiliasi dengan aktivis, Santri, PMII, Nahdali, tokoh di Jombang, aktivis sosial, dan LSM.

Kronologi Munculnya Wacana Duet Anies-Ahok di Pilpres 2024

Calonpresiden2024.com – Wacana duet Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi perbincangan beberapa waktu belakangan. Ini tak lepas dari pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Ketika itu, mencuat kabar Luhut mengusulkan sosok Ahok menjadi calon wakil presiden bagi Anies. Seperti diketahui, Ahok saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), sedangkan Anies merupakan mantan gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga : Calon Presiden Pemilu 2024 Butuh Modal Duit Hingga Rp8 Trilliun

Sebelumnya, Ahok merupakan rival Anies tatkala keduanya bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2017 di mana pertarungan dimenangkan oleh Anies.

Surya menyebut Luhut hanya bergurau saat membicarakan cawapres Anies, pada Jumat (12/3/2023).

“Kalau mau jujur tidak ada. Bukan, Pak Luhut bercanda. Kawan-kawan wartawan terlalu serius menanggapinya. Kena candaan Pak Luhut. Pak Luhut bercanda kalian tanggapi serius,” katanya di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Kamis (11/5/2023).

Surya enggan bicara lebih jauh mengenai sosok yang akan menjadi cawapres Anies. Dia hanya mengatakan NasDem akan ikut mempertimbangkan sosok cawapres sebelum Anies menjatuhkan pilihan.
Surya juga tidak khawatir jika Anies Baswedan tak kunjung memilih cawapres. Menurutnya, selama ini Demokrat, NasDem dan PKS sudah lebih dulu mengusung capres ketimbang koalisi lainnya.

Oleh karena itu, koalisi pengusung Anies tidak akan merasa ketinggalan karena sudah lebih dulu menyepakati capres yang akan diusung bersama.
“Kan, ada kesempatan bagi NasDem untuk melihat-lihat dulu, ‘Oh ini pak Ganjar siapa wakilnya, oh ini Pak Prabowo siapa wakilnya’, dia bisa lihat itu kan ada kesempatan kenapa dia tidak manfaatkan,” ujarnya.

Seperti diketahui, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (NasDem, Demokrat, dan PKS) yang mengusung Anies telah mengerucutkan lima kandidat cawapres. Lima nama nantinya akan ditawarkan kepada Anies.

Meski demikian, koalisi tersebut belum mengumumkan siapa saja lima bakal cawapres Anies tersebut. Namun, Wakil Ketua Dewan Suryo PKS Sohibul Iman mengatakan tokoh-tokoh cawapres itu diusulkan oleh semua partai koalisi, yaitu PKS, NasDem, dan Demokrat.

Baca Juga : Ma’ruf Amin Tidak Akan Maju di Pilpres 2024 Ini Alasannya

Usai bertemu Surya, Luhut ditanya wartawan perihal sosok yang dapat menjadi cawapres Anies.

“Pak Surya tanya, ya saya jawab. Ya kan saya ditanya, saya jawab,” kata Luhut.

Meski demikian, Luhut tidak membeberkan siapa sosok yang disarankannya kepada Surya sebagai cawapres Anies pada pertemuan itu. Ia mengatakan hal itu tidak perlu diceritakan kepada publik.

Sejauh ini, Anies masih enggan membeberkan nama wapres yang disiapkan untuk menghadapi Pilpres 2024. Anies pun angkat suara soal pertemuan Luhut dan Surya Paloh.

“Oh soal wakil. Begini, kalau dengan beliau (Surya Paloh); kalau itu urgen dan penting, pasti langsung disampaikan,” ujar Anies tersenyum usai memberikan pidato politik di Senayan, Minggu (7/5/2023).

“Kalau tidak langsung disampaikan, berarti tidak urgent dan tidak penting,” imbuhnya.

Menurutnya, KPP ingin lebih berfokus kepada hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan rakyat. Terutama permasalahan publik yang belum menemukan solusi.

“Saya fokus dua hal ke depan. Fokus kami menyiapkan untuk menawarkan kepada rakyat Indonesia sebuah jalan baru, untuk menghadirkan keadilan. Itu menjadi fokus kita,” paparnya.

Baca Juga : PPP Resmi Koalisi Dengan PDIP Dukung Ganjar Jadi Capres 2024

Lebih lanjut, Anies pun enggan merespons kemungkinan NasDem yang dinilai bakal menyiapkan nama cawapres di luar KPP.

“Saya tidak berminat untuk ikut dalam percakapan ini, walaupun clickbait-nya cukup baik, barangkali menarik sebuah berita. tapi rakyat menginginkan apa solusi untuk masalah yang mereka hadapi,” kata Anies