Kabinet Pranowo – Rencana pelibatan Presiden Joko Widodo dalam penyusunan postur kabinet pemerintahan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mendapat sorotan. Beberapa pihak, termasuk pakar politik Ikrar Nusa Bhakti, mengungkapkan keraguan terhadap langkah tersebut.
Menurut Ikrar, jika pelibatan Jokowi dalam proses tersebut tidak dibatasi, hal ini dapat menimbulkan pertanyaan di masyarakat mengenai sejauh mana kabinet Prabowo yang akan dibentuk merupakan wujud dari pemerintahan Prabowo-Gibran atau justru merupakan kelanjutan dari pemerintahan Jokowi yang akan berakhir tahun ini.
“Kalau menurut saya harus dibatasi ya. Kenapa? Kalau enggak dibatasi kemudian kita bertanya, ini kabinet Jokowi lanjutan atau kabinet Prabowo?” ungkap Ikrar.
Ikrar menegaskan bahwa dengan berakhirnya dua periode kepemimpinan Jokowi, pemerintahan baru yang akan terbentuk bukan lagi merupakan kelanjutan dari era Jokowi. Meskipun Jokowi memberikan kontribusi dalam memenangkan pasangan Prabowo-Gibran pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, namun hal tersebut tidak serta merta memberikan kesempatan bagi Jokowi untuk terlibat dalam penyusunan kabinet.
Baca Juga : Aksi Mahasiswa di Patung Kuda: Suara Demokrasi untuk Pemilu yang Aman dan Tertib
“Pak Jokowi masih diberikan kesempatan untuk itu, kemudian orang juga akan bertanya-tanya,” ungkap Ikrar.
Ikrar menekankan pentingnya bagi Prabowo untuk mempertahankan independensinya dalam pengambilan keputusan, termasuk dalam penentuan postur kabinet. Menurutnya, kabinet yang akan dibentuk merupakan kabinet Prabowo, bukan kabinet Jokowi. Oleh karena itu, Prabowo harus memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada independensi dan kebutuhan negara.
Meskipun demikian, kubu Prabowo-Gibran telah mulai merancang postur kabinet, terutama pada bidang ekonomi, dengan melibatkan Jokowi. Hal ini dilakukan meskipun proses penghitungan suara belum selesai, karena situasi masa mendatang diprediksi akan cukup menantang, baik di dalam maupun luar negeri. Pelibatan Jokowi dalam merancang anggota kabinet di bidang ekonomi disebabkan oleh kebutuhan akan sosok dengan kompetensi dan kemampuan berpikir strategis dalam merumuskan kebijakan ekonomi.
Dalam proses penyusunan kabinet, Prabowo-Gibran menegaskan bahwa mereka akan mengutamakan prinsip merit, yang berarti penunjukan anggota kabinet didasarkan pada kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki. Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa kabinet Prabowo yang terbentuk akan memiliki kemampuan yang optimal dalam menghadapi tantangan masa depan.