Calonpresiden2024.com, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendatangi kediaman Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, pada Minggu (15/5/2022) sore.
Kedatangan pria yang akrab disapa Kang Emil ini untuk melakukan silahturahmi hari raya Idul Fitri. Dalam kesempatan itu, Kang Emil tampak didampingi oleh sang istri, Atalia Praratya.
Pertemuan Airlangga-Kang Emil berlangsung secara tertutup sekira satu jam.
Usai pertemuan, Airlangga mengungkapkan bahwa pertemuan ini memang sudah direncanakan dalam rangka Lebaran Idul Fitri 2022. Selain itu, pertemuan juga membahas persoalan ekonomi, khususnya di Jawa Barat.
Di samping membahas ekonomi, dalam pertemuan itu turut dibahas mengenai perkembangan politik. Airlangga memastikan bahwa Golkar mendukung kinerja dari Kang Emil.
Kang Emil pun menyebut pertemuan petang ini merupakan silaturahmi Lebaran Idul Fitri 2022.
Kang Emil pun menyebut bahwa Airlangga merupakan sosok luar biasa.
Tak hanya itu, Kang Emil turut merespons soal kondisi politik terkini. Dimana, Airlangga bersama Ketum PPP Suharso Monoarfa dan Ketum PAN Zulkifli Hasan membentuk Koalisi Indonesia Bersatu.
Menurut Kang Emil, publik turut merespons positif pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas oleh Partai Golkar, PAN dan PPP itu.
“Kan ada berita koalisi tih, ini di bawah bagus responsnya, saya laporkan ke Pak Airlangga, koalisi ini responsnya sangat positif,” kata Kang Emil.
Ia juga turut merespons soal potensi mendampingi Airlangga dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Menurutnya, pembicaraan antara keduanya belum sampai ke tahap itu.
Namun, ia menyerahkan sspenuhmya kepada taktir, ke depan.
“Belum sampai ke tahap itu (dampingi Airlangga), tapi kalau takdirnya sudah sampai ke situ, itu pertanyaannya akan dijawab dengan mudah, kira-kira begitu,” ucap Kang Emil.
Ia juga menyadari, pergerakan politik di Indonesia saat menuju gelaran Pilpres 2024 sangat dinamis.
Dimana, perubahan politik dapat terjadi dalam waktu yang singkat dan cepat.
“Termasuk kalau nanti dimensi-dimensi politik yang mungkin tidak bisa dihitung dari sekarang ya,” ujarnya.
Diketahui, Ridwan Kamil tengah melakukan safari politik ke sejumlah elit parpol.
Dalam unggahan akun media sosial Ridwan Kamil @ridwankamil, ia juga turut mengunggah foto yang menunjukan dirinya bersama sejumlah tokoh elit partai.
Dimana, Kang Emil mengunggah foto saat bertemu dengan Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem Siswono Yudo Husodo. Ia mengaku bertemu dan menimba ilmu dari sosok Siswono.
Dalam unggahan yang sama, Kang Emil turut membagikan momen saat dirinya bertemu Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.
Ia menyebut, pertemuan itu sekaligus menyimak gagasan yang disampaikan Zulhas kepadanya.
“Semua menambah wawasan dan ilmu kehidupan. Alhamdullilah, mari rajin-rajin silahturahmi,” tulis Kang Emil dalam unggahannya itu.
Unggul Di 5 Nama Bursa Capres
Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei soal elektabilitas nama-nama tokoh untuk Pilpres 2024.
Survei ini dilakukan pada 14 sampai 19 April 2022 terhadap 1.220 responden ini tak hanya menyoroti tiga nama besar di papan atas. Indikator juga mencatat nama-nama lainnya yang masuk bursa 2024.
Dimana, dari elektabilitas kelima nama, sosok Ridwan Kamil berada diurutan atas dengan 3,5 persen. Disusul nama AHY dengan 3,2 persen dan andiaga Uno 2,4 persen.
Baca Juga : Ada Ketum Parpol di Luar Koalisi Perubahan Ingin Jadi Cawapres
Lalu, disusul nama Erick Thohir dengan 2,4 persen dan Khofifah Indarparawansa dengan 1,9 persen.
Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi mengatakan dibanding nama-nama populer yang meramaikan dan menguasai bursa capres, Ridwan Kamil memiliki keunikan.
Menurutnya hasil survei menunjukan dibanding Gubernur DKI Anies Baswedan atau Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, tingkat pengenalan pada Ridwan Kamil rendah.
“Tetapi jangan salah, dibanding kedua tokoh ini RK lebih potensial karena tidak memiliki penolakan. Artinya, jika sebagian orang yang digadang-gadang maju dalam bursa capres lebih populer karena ada pemicu negatif, Ridwan Kamil kalah bersaing dalam beberapa survey justrus karena kurang dikenal saja,” katanya.
Menurutnya, purusan popularitas akan sangat dinamis dan bisa terjawab ketika komunikasi politik yang dilakukan Ridwan Kamil mulai efektif menempatkan dirinya sebagai top of mind capres atau cawapres.
Karim melihat nilai positif Ridwan Kamil terletak pada rendahnya penolakan, sehingga lebih memudahkan dalam pemasaran politiknya.
“Secara matematis, Ridwan Kamil hanya butuh sosialisasi lebih intensif dan komunikasi yang efektif, sebab hasil survey yang beredar menunjukkan tingkat kesukaan meningkat mengikuti tingkat pengenalannya,” pungkasnya.