Kepuasan Kinerja Jokowi Tentukan Elektabilitas Calon Presiden 2024

Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi Tentukan Elektabilitas Calon Presiden 2024

Calonpresiden24.online , Jakarta – Hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia menunjukkan kepuasan kinerja atau presidential approval rating Presiden Jokowi bakal menentukan elektabilitas capres maupun partai di tahun 2024.

“Jadi Approval rating pak Jokowi terut menentukan naik turunnya calon presiden yang diasosiasikan ataupun yang tidak dengan pak jokowi,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi dalam rilis survei yang dipantau daring, Kamis (5/1).

Misalnya, pemerintahan Jokowi punya persepsi positif biasanya akan meningkatkan elektabilitas calon yang diasosiasikan dengan Jokowi, pun sebaliknya.

Hal ini terbukti saat indikator merilis survei di bulan November 2022, dimana waktu itu tingkat kepuasan kinerja Presiden Jokowi turun dan berdampak pada elektabilitas Anis sebagai calon presiden.

“Waktu itu elektabilitas Anis jadi naik cukup tajam,” jelas Burhannudin.

Burhanudin mengatakan pola ini sedikit berbeda jika dibandingkan saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2014 silam.

Dijelaskannya, pada masa pemerintahan SBY, kepuasan kinerja SBY tidak berkorelasi langsung dengan elektabilitas calon presiden maupun partai.

“Naik turunnya kinerja SBY tidak menentukan elektabilitas Jokowi maupun Prabowo waktu itu,” tutupnya.

Soroti 2 Partai Oposisi

kepuasan kinerja jokowi tentukan elektabilitas calon presiden 2024

Lebih lanjut, Burhanuddin menyoroti dua partai oposisi yang tersisa di parlemen yaitu Demokrat dan PKS. Pasalnya, dua partai itu tidak dapat mengusung capres dan cawapres 2024 karena terhalang presidential threshold 20 persen.

Oleh sebab itu, sepanjang Mahkamah Konstitusi (MK) RI tidak mengabulkan gugatan terkait dengan presidential threshold maka Demokrat dan PKS tidak bisa mencalonkan capres-cawapres untuk pemilu 2024. Burhanuddin menyebut nasib Demokrat dan PKS ditentukan NasDem.

“Jadi nasib Demokrat dan PKS itu ditentukan dari dinamika di internal koalisi pendukung pemerintahan Pak Jokowi dalam hal ini adalah NasDem,” kata dia.

Adapun populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Burhanuddin menyampaikan bahwa penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

“Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,” terang dia.

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *