Pekerja Migran Indonesia – Jelang debat capres yang akan digelar pada tanggal 17 Januari 2024, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menyoroti nasib pekerja migran Indonesia (PMI). Dalam kunjungannya ke Kabupaten Demak pada tanggal 2 Januari 2024, Ganjar mengatakan bahwa nasib PMI tidak boleh diabaikan.
“Jangan salah ya, kita bicara muluk-muluk, tinggi-tinggi, tapi pekerja migran kita enggak diurus, hati-hati,” kata Ganjar.
Ganjar mengaku pernah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi. Saat itu, ia mengamini nasib PMI tidak boleh diabaikan.
“Karena Kementerian Luar Negeri selama ini punya perhatian yang bagus soal itu,” kata Ganjar.
Ganjar mengatakan bahwa pemerintah harus memberikan perlindungan yang maksimal kepada PMI. Ia juga meminta agar pemerintah meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tujuan PMI untuk memastikan mereka mendapatkan hak-haknya.
“Kita harus memberikan perlindungan, jangan sampai PMI kita diperlakukan tidak adil,” kata Ganjar.
Ganjar juga meminta agar pemerintah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada calon PMI. Hal ini bertujuan agar mereka siap menghadapi tantangan di luar negeri.
“Kita harus memberikan pelatihan dan pendampingan, agar mereka siap menghadapi tantangan di luar negeri,” kata Ganjar.
Pernyataan Ganjar tersebut mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Mereka menilai bahwa Ganjar adalah sosok yang peduli terhadap nasib PMI.
“Pernyataan Pak Ganjar menunjukkan bahwa beliau peduli terhadap nasib PMI,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI), Ida Fauziah.
Ida mengatakan bahwa pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi PMI. Ia juga meminta agar pemerintah meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tujuan PMI untuk memastikan mereka mendapatkan hak-haknya.
“Pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi PMI,” kata Ida.
Baca Juga : Anies Baswedan: Ekspor Pasir Laut Merugikan Masyarakat Pesisir
Ganjar Menempel Ketat Prabowo di Survei ICRC
Berdasarkan survei ICRC yang dirilis pada tanggal 3 Januari 2024, elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud MD terus menempel ketat pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dalam survei tersebut, Ganjar-Mahfud meraih elektabilitas sebesar 29,1 persen, sedangkan Prabowo-Gibran meraih elektabilitas sebesar 39,4 persen. Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) berada di urutan ketiga dengan elektabilitas sebesar 25,6 persen.
Margin of error survei ini sebesar ±2,79 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dilakukan pada tanggal 20-26 Desember 2023 melalui wawancara telepon kepada 1.230 responden yang dipilih dengan metode random digit dialing (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Hasil survei ini menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar-Mahfud terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Pada survei ICRC yang dirilis pada bulan November 2023, elektabilitas Ganjar-Mahfud masih berada di urutan ketiga dengan perolehan 24,6 persen.
Kenaikan elektabilitas Ganjar-Mahfud diduga dipicu oleh beberapa faktor, antara lain:
- Popularitas Ganjar Pranowo yang terus meningkat, terutama di kalangan pemilih muda.
- Kinerja Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah yang dinilai baik oleh masyarakat.
- Dukungan dari berbagai pihak, termasuk partai politik, tokoh masyarakat, dan komunitas.
Sementara itu, elektabilitas Prabowo-Gibran juga masih cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Prabowo Subianto masih menjadi tokoh yang kuat di kalangan pemilih nasional.
Persaingan antara Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran diperkirakan akan semakin ketat menjelang hari H Pemilu 2024. Kedua pasangan calon tersebut akan terus berupaya meningkatkan elektabilitasnya melalui berbagai strategi kampanye.