Arsip Tag: capres

Media Asing Sorot Pilpres RI, Siapa yang Lebih Unggul?

Media Asing Sorot Pilpres RI – Media asing mulai menyoroti Pemilihan Presiden (Pilpres) Indonesia 2024, yang akan digelar pada 14 Februari 2024. Menurut sejumlah survei, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih menjadi unggulan untuk memenangkan Pilpres 2024.

Media Asing Sorot Pilpres RI, Prabowo Subianto Lebih Unggul

Pemilihan Presiden (Pilpres) Indonesia 2024 masih jauh, tetapi media asing sudah mulai menyoroti persaingan kandidat yang akan maju. Menurut sejumlah survei, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih menjadi unggulan untuk memenangkan Pilpres 2024.

Survei Reuters

Survei yang dilakukan Reuters pada September 2023 menunjukkan bahwa Prabowo Subianto unggul dengan perolehan suara 40,8%, diikuti oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 35,7%, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 21,5%.

Survei LSI

Survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada November 2023 juga menunjukkan hasil yang serupa. Prabowo Subianto unggul dengan perolehan suara 39,4%, diikuti oleh Ganjar Pranowo dengan 35,2%, dan Anies Baswedan dengan 22,8%.

Faktor-faktor yang mendukung Prabowo Subianto

Ada beberapa faktor yang mendukung Prabowo Subianto untuk memenangkan Pilpres 2024. Pertama, Prabowo Subianto memiliki pengalaman dan jaringan yang luas di dunia politik. Kedua, Prabowo Subianto memiliki basis pendukung yang kuat di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Ketiga, Prabowo Subianto memiliki dukungan dari partai politik besar, yaitu Partai Gerindra.

Baca Juga : Cawapres Gibran Santai Soal Dirinya dipecat dari Anggota PDIP

Tantangan yang dihadapi Prabowo Subianto

Meskipun Prabowo Subianto masih menjadi unggulan, ia tetap menghadapi tantangan untuk memenangkan Pilpres 2024. Tantangan utama Prabowo Subianto adalah menguatkan elektabilitasnya di kalangan pemilih muda dan pemilih di luar Jawa.

Peluang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan juga memiliki peluang untuk memenangkan Pilpres 2024. Ganjar Pranowo memiliki dukungan dari PDI Perjuangan, partai politik terbesar di Indonesia. Anies Baswedan memiliki dukungan dari kalangan milenial dan pendukungnya di Jakarta.

Peluang koalisi

Koalisi juga akan menjadi faktor penting dalam Pilpres 2024. Prabowo Subianto diperkirakan akan membentuk koalisi dengan partai-partai politik lain, seperti Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Ganjar Pranowo juga diperkirakan akan membentuk koalisi dengan partai-partai politik lain, seperti Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anies Baswedan juga diperkirakan akan membentuk koalisi dengan partai-partai politik lain, seperti Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Pilpres 2024 masih jauh, tetapi persaingan antarkandidat sudah mulai terlihat. Prabowo Subianto masih menjadi unggulan, tetapi Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan juga memiliki peluang untuk memenangkan Pilpres 2024.

Media Asing Sorot Ganjar dan Mahfud di Pilpres RI 2024

Pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) media asing sorot Pilpres RI Ganjar Pranowo dan Mahruf MD.

The New York Times

Dalam artikelnya yang berjudul “Ganjar Pranowo, the Man Who Could Challenge Indonesia’s Old Guard”, The New York Times menyebut Ganjar sebagai “bintang politik yang sedang naik daun”. Artikel tersebut juga menyoroti pengalaman Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah dan dukungannya dari PDI Perjuangan, partai politik terbesar di Indonesia.

Baca Juga : War Tiket Cawapres 2024, Ini Nama yang Tersingkir!

The Guardian

The Guardian juga menyoroti Ganjar dalam artikelnya yang berjudul “Ganjar Pranowo: The Man Who Could Bring Change to Indonesia”. Artikel tersebut menyebut Ganjar sebagai “kandidat yang menjanjikan” yang dapat membawa perubahan bagi Indonesia.

Reuters

Reuters juga menyoroti Ganjar dalam artikelnya yang berjudul “Ganjar Pranowo and Mahfud MD: Indonesia’s rising stars in the 2024 presidential race”. Artikel tersebut menyebut Ganjar dan Mahfud sebagai “pasangan yang kuat” yang memiliki peluang untuk memenangkan Pilpres 2024.

Bloomberg

Bloomberg menyoroti Mahfud dalam artikelnya yang berjudul “Mahfud MD, the Ex-Lawyer Who Could Be Indonesia’s Next President”. Artikel tersebut menyebut Mahfud sebagai “calon yang cerdas dan berpengalaman” yang dapat menjadi presiden yang kuat.

Sorotan media asing terhadap Ganjar dan Mahfud menunjukkan bahwa pasangan tersebut memiliki peluang untuk memenangkan Pilpres 2024. Ganjar dan Mahfud juga menjadi salah satu pasangan yang paling populer di Indonesia.

Faktor-faktor yang mendukung Ganjar dan Mahfud

Ada beberapa faktor yang mendukung Ganjar dan Mahfud untuk memenangkan Pilpres 2024, antara lain:

  • Popularitas Ganjar dan Mahfud yang tinggi di Indonesia
  • Dukungan dari partai politik besar, yaitu PDI Perjuangan
  • Program kerja yang menarik dan komprehensif

Tantangan yang dihadapi Ganjar dan Mahfud

Ganjar dan Mahfud juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

  • Kondisi ekonomi Indonesia yang masih belum stabil
  • Pemilih yang masih belum yakin dengan pasangan tersebut

Ganjar dan Mahfud perlu bekerja keras untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut jika ingin memenangkan Pilpres 2024.

Source : Portal Berita

Ganjar-Mahfud Resmi Daftar Capres-Cawapres di Pilpres 2024

Calonpresiden2024.com, Ganjar-Mahfud – Cawapres Ganjar Pranowo adalah Mahfud MD. Mahfud MD resmi diumumkan sebagai bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024 oleh Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan (PDIP) pada tanggal 17 Oktober 2023. Pengumuman nama Mahfud MD disampaikan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Mahfud MD adalah seorang tokoh hukum dan politik Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam). Mahfud MD juga dikenal sebagai sosok yang tegas dan berintegritas.

Baca Juga : MK Ubah Syarat Capres-Cawapres Berlaku di Pilpres 2024

Penunjukan Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar Pranowo dinilai sebagai langkah PDIP untuk memperkuat basis dukungannya di Jawa Timur, yang merupakan basis suara utama PDIP. Mahfud MD berasal dari Jawa Timur dan memiliki pengaruh yang kuat di wilayah tersebut.

Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD resmi mendaftar sebagai calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Keduanya pun menyerahkan berkas-berkas ke KPU, Kamis (19/20/2023) siang sekitar pukul 13.10 WIB.

“Saya bersama Pak Mahfud dan beserta istri hadir disini bersama partai pengusung menyerahkan dokumen. Dan, bapak ibu dari Komisioner KPU sudah menerima lengkap. Mudah-mudahan jadi awal legalitas terpenuhi,” kata Ganjar kepada wartawan.

“Insya Allah saya dan Pak Mahfud melalui visi misi program yang disiapkan bisa membawa Indonesia jadi lebih lincah lagi,” ujarnya.

“Dan tentu mohon dukungan kepada masyarakat dan mudah-mudahan KPU, Insya Allah pasti netral, memberi layanan terbaik untuk kemajuan bangsa dan negara,” tambahnya lagi.

Dalam kesempatan itu pun para ketua partai koalisi turut mendampingi. Mereka antara lain Ketua Umum (Ketum) PDIP Megaways Soekarnoputri, Plt Ketum PPP Mardiano, Ketum Nanura Oesman Sapta Odang, dan Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo.

Baca Juga : Gibran Terang-terangan Diminta Jadi Cawapres Prabowo

“Sebagai mana diketahui bahwa yang punya wewenang mendaftarkan adalah parpol atau gabungan parpol kepada KPU… menyerahkan dokumen persyaratan pendaftaran ini ukurannya cuma satu apakah lengkap atau belum,” kata Ketum KPU Hasyim Asyari.

“Dan sudah kami periksa dokumen pasion hari ini nyatakan lengkap,” tambahnya merujuk berkas Ganjar-Mahfud.

“Kemudian tahap verifikasi atau penelitian administration. Verifikasi kategorinya dua apakah dokumen benar atau sah. Sehingga kalau ada dokumen ada yang tidak benar atau belum sah bisa dipenuhonjangka waktu verifikasi persyaratan,” jelasnya.

MK Ubah Syarat Capres-Cawapres Berlaku di Pilpres 2024

Calonpresiden2024.com, MK Ubah Syarat Capres-Cawapres – Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian gugatan uji materi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) terkait batas usia calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Dengan demikian, syarat usia minimal capres dan cawapres diubah menjadi berusia 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah.

Sebelumnya, Pasal 169 huruf q UU Pemilu menyebutkan bahwa capres dan cawapres harus berusia paling rendah 35 tahun. Gugatan uji materi diajukan oleh Almas Tsaqibbirru Re A, yang berpendapat bahwa syarat usia minimal 35 tahun terlalu muda untuk memimpin negara.

Dalam putusannya, MK menyatakan bahwa syarat usia minimal capres dan cawapres merupakan upaya untuk menjamin kecakapan dan kematangan calon pemimpin. Namun, MK juga berpendapat bahwa syarat usia tersebut tidak bersifat mutlak dan dapat dikecualikan bagi seseorang yang memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai.

Putusan MK ini membuka peluang bagi Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, untuk maju sebagai capres/cawapres pada Pilpres 2024. Kendati masih berusia 36 tahun, Gibran berpengalaman menjabat sebagai Wali Kota Surakarta selama dua periode.

Berikut adalah bunyi Pasal 169 huruf q UU Pemilu yang telah diubah oleh MK Capres dan Cawapres harus:

  • Warga negara Indonesia;
  • Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
  • Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih;
  • Tidak pernah diberhentikan secara tidak dengan hormat dari jabatan pemerintahan;
  • Tidak pernah menjadi anggota partai politik peserta pemilu sebelum pemilihan umum yang bersangkutan;
  • Berdomisili di Indonesia;
  • Berpendidikan paling rendah sarjana strata 1 (satu); dan
  • Berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah.

Baca Juga : Ganjar Yakin Didukung Mayoritas Relawan Jokowi Pada Pilpres 2024

Putusan MK ini berlaku mulai Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Putusan MK ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Pihak yang mendukung putusan MK berpendapat bahwa putusan tersebut merupakan langkah maju dalam demokrasi Indonesia. Putusan ini membuka peluang bagi calon pemimpin yang memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai, terlepas dari usianya.

Pihak yang tidak mendukung putusan MK berpendapat bahwa putusan tersebut justru akan mempersulit bagi calon pemimpin muda untuk maju dalam pemilihan presiden. Mereka berpendapat bahwa syarat usia minimal 40 tahun masih terlalu tinggi untuk calon pemimpin yang belum memiliki pengalaman yang cukup.

Terlepas dari pro dan kontra yang ada, putusan MK ini telah menjadi bagian dari hukum positif di Indonesia. Putusan ini akan berlaku mulai Pemilu Presiden 2024, sehingga akan menarik untuk melihat bagaimana putusan ini akan mempengaruhi peta politik di Indonesia.

Dampak Potensial dari Putusan MK

Berikut adalah beberapa dampak potensial dari putusan MK ini:

  • Peluang bagi calon pemimpin muda: Putusan ini membuka peluang bagi calon pemimpin muda untuk maju dalam pemilihan presiden. Hal ini karena syarat usia minimal capres dan cawapres diubah menjadi 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah.
  • Persaingan politik yang lebih ketat: Putusan ini dapat membuat persaingan politik menjadi lebih ketat. Hal ini karena calon pemimpin yang memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai, terlepas dari usianya, akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangkan pemilihan presiden.
  • Peran partai politik: Putusan ini dapat memperkuat peran partai politik dalam pemilihan presiden. Hal ini karena calon pemimpin yang tidak memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai akan lebih sulit untuk maju dalam pemilihan presiden tanpa dukungan partai politik.

Terlepas dari dampak potensialnya, putusan MK ini merupakan langkah penting dalam demokrasi Indonesia. Putusan ini menunjukkan bahwa Mahkamah Konstitusi sebagai pengawal konstitusi tidak hanya melindungi hak-hak konstitusional warga negara, tetapi juga memberikan ruang bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

Baca Juga : Tanggapan Kaesang Soal Dukungan Capres 2024

Gibran Terang-terangan Diminta Jadi Cawapres Prabowo

Calonpresiden2024.com, Gibran Terang-terangan Diminta Jadi Cawapres Prabowo – Pada tanggal 9 Oktober 2023, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan bahwa dirinya telah berulang kali diminta oleh Prabowo Subianto untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal ini diungkapkan Gibran saat ditanya wartawan di Balai Kota Solo. “Semua orang kan sudah tahu. Beliau (Prabowo) sudah minta berkali-kali (jadi bacawapres),” kata Gibran.

Gibran Rakabuming Raka pun mengaku telah menyampaikan kepada Prabowo bahwa usianya belum cukup untuk menjadi cawapres. Menurut ketentuan Pasal 7 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, calon presiden dan calon wakil presiden harus berusia sekurang-kurangnya 35 tahun pada saat pemilihan. Gibran saat ini baru berusia 33 tahun.

“Umurnya tidak cukup. Kan tidak cukup,” ujar Gibran.

Meskipun usianya belum cukup, Gibran tidak menutup kemungkinan untuk maju sebagai cawapres pada Pilpres 2024. Namun, ia mengatakan bahwa hal itu masih perlu didiskusikan dengan keluarga dan partainya, PDI Perjuangan.

Baca Juga :Ini Alasan Demokrat Dukung Prabowo Subianto Jadi Capres 2024 

“Nanti kalau sudah cukup, baru bisa. Kalau belum cukup, ya tidak bisa,” kata Gibran.

Tawaran Prabowo kepada Gibran untuk menjadi cawapres merupakan salah satu upaya Prabowo untuk menggaet suara pemilih muda. Gibran merupakan salah satu tokoh muda yang populer di Indonesia, terutama di kalangan milenial.

Selain Gibran Rakabuming Raka, Prabowo juga diketahui telah menawarkan posisi cawapres kepada sejumlah tokoh muda lainnya, seperti Erick Thohir dan Sandiaga Uno.

Tawaran Prabowo kepada Gibran untuk menjadi cawapres menjadi salah satu isu politik yang menarik perhatian publik. Tawaran ini dianggap sebagai langkah Prabowo untuk menggaet suara pemilih muda, yang merupakan salah satu kelompok pemilih terbesar di Indonesia.

Gibran merupakan salah satu tokoh muda yang populer di Indonesia, terutama di kalangan milenial. Ia adalah putra dari presiden ke-6 Indonesia, Joko Widodo, dan memiliki latar belakang bisnis yang sukses. Gibran juga dikenal sebagai sosok yang aktif di media sosial dan memiliki banyak pengikut.

Tawaran Prabowo kepada Gibran mendapat tanggapan yang beragam dari publik. Ada yang mendukung tawaran tersebut, dengan alasan bahwa Gibran memiliki potensi untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia. Namun, ada pula yang menolak tawaran tersebut, dengan alasan bahwa Gibran masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman yang cukup untuk menjadi cawapres.

Hingga saat ini, Gibran masih belum memberikan jawaban pasti apakah ia akan menerima tawaran Prabowo untuk menjadi cawapres. Gibran mengatakan bahwa hal itu masih perlu didiskusikan dengan keluarga dan partainya.

Baca Juga : Tanggapan Kaesang Soal Dukungan Capres 2024

Berikut adalah beberapa kemungkinan dampak dari tawaran Prabowo kepada Gibran untuk menjadi cawapres:

  • Tawaran ini dapat meningkatkan popularitas Prabowo di kalangan pemilih muda.
  • Tawaran ini dapat membuat PDI Perjuangan mempertimbangkan untuk mengusung Gibran sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
  • Tawaran ini dapat memicu persaingan yang lebih ketat antara Prabowo dan Ganjar Pranowo untuk memperebutkan suara pemilih muda.

Tawaran Prabowo kepada Gibran untuk menjadi cawapres merupakan salah satu dinamika politik yang menarik untuk disimak. Tawaran ini dapat berdampak signifikan pada peta politik Indonesia menjelang Pilpres 2024

Tanggapan Kaesang Soal Dukungan Capres 2024

Calonpresiden2024.comKaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), masih belum menentukan dukungannya untuk calon presiden (capres) di Pilpres 2024. Ia mengatakan bahwa akan menunggu arahan dari “lurah”nya sebelum menentukan dukungan capres.

Dalam konferensi pers di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023), Kaesang mengatakan bahwa ia akan membuka diri untuk mendukung tiga capres yang akan maju di Pilpres 2024, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Namun, ia menegaskan bahwa keputusannya akan menunggu arahan dari “lurah”nya.

“Jangan kesusu, itu pesan dari lurah saya. Lurah saya ini di Jakarta, jangan salah sangka loh,” kata Kaesang disambut gelak tawa dan tepuk tangan para peserta yang hadir.

Kaesang tidak menjelaskan siapa yang dimaksud dengan “lurah”nya. Namun, banyak yang menduga bahwa “lurah” tersebut adalah Presiden Joko Widodo, ayah Kaesang.

Keputusan Kaesang untuk menunggu arahan dari “lurah”nya menuai berbagai komentar dari warganet. Ada yang mendukung keputusan tersebut, ada juga yang mengkritiknya.

Bagi yang mendukung, mereka menilai bahwa keputusan Kaesang untuk menunggu arahan dari “lurah”nya menunjukkan bahwa ia merupakan sosok yang patuh kepada orang tua. Mereka juga menilai bahwa keputusan tersebut menunjukkan bahwa Kaesang masih mempertimbangkan berbagai faktor sebelum menentukan dukungan capres.

Baca Juga : Ini Alasan Demokrat Dukung Prabowo Subianto Jadi Capres 2024

Sementara itu, bagi yang mengkritik, mereka menilai bahwa keputusan Kaesang tersebut menunjukkan bahwa ia masih belum bisa mandiri dan masih bergantung kepada orang tua. Mereka juga menilai bahwa keputusan tersebut menunjukkan bahwa Kaesang tidak memiliki sikap politik yang jelas.

Arahan “lurah” Kaesang Pangarep untuk tidak terburu-buru dalam menentukan dukungan capres di Pilpres 2024 dapat diartikan sebagai pesan untuk tetap mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa visi dan misi capres, track record, dan popularitas.

Kaesang juga mengatakan bahwa ia akan terbuka untuk mendukung tiga capres yang akan maju di Pilpres 2024, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Hal ini menunjukkan bahwa Kaesang masih belum memiliki pilihan yang pasti.

Kaesang juga tidak menjelaskan siapa yang dimaksud dengan “lurah”nya. Namun, banyak yang menduga bahwa “lurah” tersebut adalah Presiden Joko Widodo, ayah Kaesang. Jika benar demikian, maka arahan “lurah” Kaesang dapat diartikan sebagai pesan dari Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo sendiri diketahui tidak memiliki capres yang didukungnya di Pilpres 2024. Ia mengatakan bahwa akan mendukung capres yang terpilih secara demokratis.

Dengan demikian, arahan “lurah” Kaesang Pangarep dapat diartikan sebagai pesan untuk tetap mempertimbangkan berbagai faktor sebelum menentukan dukungan capres di Pilpres 2024. Arahan tersebut juga dapat diartikan sebagai pesan untuk tetap menjaga netralitas dan mengikuti hasil pemilihan secara demokratis.

Kemungkinan dukungan Kaesang Pangarep untuk capres

Meskipun Kaesang Pangarep masih belum menentukan dukungannya untuk capres di Pilpres 2024, namun ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi.

Kemungkinan pertama adalah Kaesang Pangarep akan mendukung salah satu dari tiga capres yang disebutkannya, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, atau Prabowo Subianto. Kemungkinan ini dapat terjadi jika Kaesang Pangarep merasa bahwa salah satu dari ketiga capres tersebut memiliki visi dan misi yang sejalan dengan PSI.

Baca Juga : Anies Bicara Soal Nasib IKN Jika Menang Pilpres 2024

Kemungkinan kedua adalah Kaesang Pangarep akan mendukung capres yang tidak disebutkannya. Kemungkinan ini dapat terjadi jika Kaesang Pangarep merasa bahwa ada capres lain yang lebih layak untuk didukung.

Kemungkinan ketiga adalah Kaesang Pangarep tidak akan mendukung capres manapun. Kemungkinan ini dapat terjadi jika Kaesang Pangarep merasa bahwa tidak ada capres yang layak untuk didukung.

Kemungkinan mana yang akan terjadi masih belum dapat dipastikan. Namun, Kaesang Pangarep telah menegaskan bahwa ia akan mengumumkan dukungannya untuk capres di Pilpres 2024 pada waktu yang tepat.

Ternyata Ini! 5 Sosok Cawapres Ganjar Pranowo

Calonpresiden2024.com, Sosok Cawapres Ganjar Pranowo – Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, blak-blakan soal kandidat kuat yang akan mendampingi Bakal Calon Presiden (Bacapres), Ganjar Pranowo, di Pilpres 2024 mendatang.

Puan mengatakan, tersedia lima nama sosok kandidat yang akan jadi Bakal Cawapres untuk Ganjar. Sebelumnya, PDIP sempat memegang sepuluh nama kandidat.

Adapun, kelima kandidat yang dimaksud Puan adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno; Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar; Menteri BUMN, Erick Thohir; Mantan Panglima TNI, Andika Perkasa; dan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.

“Dulu ada sepuluh nama sekarang sudah mengerucut ke lima nama,” ujar Puan, Sabtu (5/8/2023).

Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengimbau penduduk untuk bersabar didalam sadar sosok yang akan mendampingi Ganjar. Sebab, ia akan mengumumkan Bakal cawapres Ganjar Pranowo pada momen yang tepat.

“Kayak sekarang aku tiap hari ditanyain, siapa yang mau dijadiin nomor dua. Loh, nunggu aja, nanti juga ada harinya. Saya nanti umumin,” kata Mega.

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, ikut berikan kisi-kisi soal bakal cawapres untuk Ganjar. Ia mengatakan, lumrah kalau publik tunggu sosok yang pas untuk mendampingi Ganjar Pranowo.

“Tinggal sekarang dengan momentum yang tepat, mari doakan bersama-sama. Ibu Megawati akan menentukan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo untuk mencari Bacawapres yang tepat,” ujar Hasto.

Orang Dekat Bocorkan Capres Pilihan Jokowi, Ganjar/Prabowo?

Calonpresiden2024.com, Capres Pilihan Jokowi – Wakil Ketua Regu Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres PDI Pengorbanan (TKRPP-PDIP) Adian Napitupulu membocorkan alternatif Calon Presiden (Capres) yang akan diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Adian menyebut tak ada alasan bagi Presiden Jokowi untuk tak menyokong Bakal Capres 2024 Ganjar Pranowo.

Melainkan, Adian menyadari Jokowi tak mungkin berdiskusi ke publik secara jelas-terangan menyokong Ganjar sebab berstatus kepala negara.

Ia mengatakan itu ketika menjawab pertanyaan awak media soal status Wali Kota Solo sekalian putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi juru kampanye Ganjar sebagai tanda kepala negara menyokong Gubernur Jawa Tengah itu.

“Tidak ada alasan Jokowi untuk tidak mendukung Ganjar, dong, walaupun dia sebagai kepada negara dia (Jokowi) tidak mungking menyampaikan dalam pidato terbuka, enggak mungkin,” kata Adian, Sabtu (22/7/2023).

Ia mengatakan Jokowi sebagai kader PDIP tentu akan ikut serta kebijakan partai berlambang Banteng moncong putih yang telah memutuskan Ganjar sebagai Bakal Capres 2024.

Baca Juga : Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno Bertemu di Bogor, Bahas Apa?

Terutama, Jokowi dapat menjabat di tahapan eksekutif mulai dari wali kota, gubernur, hingga presiden dengan status sebagai kader PDIP.

“Dia (Jokowi) kader partai, dia tahu bagaimana berjalan bersama-sama di PDI Perjuangan dalam banyak kesempatan di mana dia jadi wali kota dua periode, gubernur, kemudian presiden,” ujar Adian.

Toh, politikus PDP itu meyakini ke depan bukan cuma Gibran yang berkampanye untuk Ganjar, Jokowi juga punya hak untuk menyokong jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Pilpres 2024.

“Jadi, yang gua yakini dan yang gua bicara, kan dengan Presiden bukan cuma Gibran yang akan berkampanye buat Ganjar, tetapi ketika waktunya sudah, Presiden juga, kan boleh berkampanye. Begitu, lo,” kata Adian.

Sebagaimana dikenal, akhir-akhir ini akhir-akhir ini Jokowi yang kelihatan akrab di sebagian acara dengan Bakal Capres 2024 sekalian Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto. Adian menjawab itu mengatakan Jokowi pada dasarnya akrab dengan Prabowo bukan dalam konteks Pilpres 2024, tapi kedekatan antara kepala negara dengan menteri di kabinet.

“Kalau gua melihatnya dia (Jokowi) tidak sedang dekat dengan capres lain. Ya, dia dekat dengan menterinya, bahwa dengan menteri dia harus selalu dekat, iya dong. Masa sama menteri jauh-jauhan, tetapi tidak dalam kapasitas sebagai capres, sebagai menteri,” ujarnya.

Pemilu 2024 Belum Jelas, Apakah Picu Turunnya DPT di Luar Negeri?

Calonpresiden2024.com – Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di kawasan Washington DC, Maryland dan Virginia untuk pemilu presiden 2024 anjlok drastis dibanding pemilu 2019 lalu. Penurunan serupa ditengarai terjadi di negara-negara lain.

Benarkah penurunan minat warga Indonesia untuk meregistrasikan diri guna memberikan bunyi sebab belum adanya calon presiden 2024 resmi?

“Daftar pemilih tetap dalam dan luar negeri adalah 204.807.222. Demikianlah DPT tahun 2024 yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum,” kata Betty Epsilon.

Inilah petikan pengumuman KPU perihal Daftar Pemilih Konsisten (DPT) yang ditentukan dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi DPT tingkat nasional di gedung KPU, Jakarta, tanggal 2 Juli lalu. Ketua Divisi Data dan Teknologi Isu Betty Epsilon mengatakan dengan 514 kabupaten/kota, 128 negara/perwakilan, 7.277 kecamatan, 83.371 desa dan 3.059 Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN), Kotak Bunyi Keliling (KSK) dan melalui pos; karenanya sempurna pemilih laki-laki dan perempuan ialah 204.807.222.

Baca Juga : Ganjar Nyapres, Diakah Si Rambut Putih yang Disebut Jokowi?

Jumlah itu telah meliputi DPT pemilih luar negeri di 128 negara/perwakilan yang menempuh 1.750.474. DPT yaitu data warga negara Indonesia yang memenuhi prasyarat untuk memilih.

Khusus di Amerika, sempurna DPT untuk pilpres 2024 menempuh 43.354 atau berarti lebih sedikit dibanding tahun 2019 lalu yang mecapai 45.197.

Penurunan paling besar terjadi di PPLN Washington DC yang mengalami penurunan dari 2.507 pada pilpres 2019, menjadi 1.700 pada pilpres 2024.

Juga di PPLN Chicago, dari 4.250 pada pilpres 2019, menjadi 2.644 pada pilpres 2024; dan PPLN San Francisco dari 7.814 pada pilpres 2019 menjadi 5.459 pada pilpres 2024. Satu-satunya peningkatan signifikan DPT terjadi di PPLN Los Angeles dari 12.984 pada pilpres 2019, menjadi 15.717 pada pilpres 2024.

DPT di Beberapa AS Turun

Ketua PPLN Washington DC Andang Purnama mengatakan sudah mengupayakan pelbagai metode untuk menarik warga Indonesia meregistrasikan diri; bagus melalui pengumuman di laman dan media sosial, membuka pos registrasi di pelbagai acara yang banyak didatangi warga Indonesia, sampai mendatangi rumah-rumah ibadah ketika ada aktivitas dan membuka ruang registrasi daring. Dia memperkirakan belum adanya calon legal sebagai penyebab berkurangnya atensi orang untuk mendaftar menjadi pemilih.

“Ada beberapa faktor, tetapi yang paling utama karena jagoannya belum muncul secara resmi. Jadi belum ada dorongan untuk berjibaku menjadi relawan bagi si A atau si B. Waktu tahun 2019, ketika pendaftaran itu sudah ketahuan capres-capres resminya sehingga sejak awal sudah banyak yang mendaftar dan menjadi relawan mereka,” kata Andang.

Calon presiden untuk jangka waktu 2024-2029 dari PDIP, Ganjar Pranowo menghadiri acara pengesahan rumah pemenangan relawan Ganjar Pranowo di Jakarta, Kamis 1 Juni 2023

Pernyataan Andang tadi dapat jadi benar, mengingat cuma ada satu perwakilan partai yang ikut serta menghadiri penetapan DPT di kantor KBRI Washington DC, ialah Raymond Togas dari Partai Gerindra.

“Saya puas mengikut acara ini karena jadi banyak informasi dan tahu proses pemilihan nanti, ini akan saya laporkan ke pusat dan beritahukan pada pendukung partai dan capres kami,” ujarnya.

Pengamat: Beberapa Warga Merasa Pemilu Tidak Kasih Manfaat

Peneliti senior di Sentra Riset Politik Badan Riset dan Penemuan Nasional BRIN Dr. Firman Noor mengatakan memperhatikan hal serupa terjadi di Swedia dan Inggris.

“Tampaknya ada kekhawatiran dalam masyarakat, tak cuma yang di Amerika tapi juga di sebagian negara lain sebab aku juga memperhatikan hal serupa di Stockholm dan London, masyarakat merasa pemilu tak membawa perubahan politik yang berguna bagi mereka, di sisi lain KPU sampai Bawaslu masih sejuk ayem aja. Ini seluruh tak terlepas dari bagaimana kehidupan politik dikelola selama ini, yang tak melibatkan masyarakat dan membikin mereka tak merasa menjadi komponen dari hal-hal seperti ini. Ini disayangkan sebab pemilu tahun ini terutamanya betul-betul penting, sebab menurut pengamatan aku, bila yang terpilih ialah sosok presiden yang mengizinkan adanya nepotisme, oligarki, karenanya lima tahun ke depan upahnya akan betul-betul luar umum. Ini dapat terjadi sebab pihak inkumben umumnya akan melaksanakan apa saja supaya program-programnya terus berjalan, dan 5-10 tahun ke depan demokrasi kita dapat menjadi lebih bagus atau lebih memalukan,” jelasnya.

Baca Juga : Purnawirawan TNI Polri Deklarasi Dukung Anies Capres 2024

KPU Tetapkan Pasangan Capres/Cawapres pada 25 November

Pemilu 2024 akan berlangsung pada 14 Februari 2024 secara serentak. Dikala itu pemilih yang teregistrasi – selain pemilih di luar negeri – akan mendapatkan lima surat bunyi sekalian, ialah : surat bunyi untuk memilih capres/cawapres, calon member DPR, calon member DPRD provinsi, calon member DPRD kabupaten/kota, dan calon member DPD.

KPU baru akan menentukan pasangan capres/cawapres legal pada 25 November 2023 akan datang

Adian PDIP: Anies Baswedan Gagal Nyapres 2024

Calonpresiden2024.com – Juru bicara Muhammad Kholid PKS menyebut Politisi PDIP Adian Napitupulu paranoid setelah memprediksi Anies Baswedan gagal menjadi capres pada Pilpres 2024.

Kholid menyayangkan pernyataan seperti itu datang dari politisi dari partai yang berkuasa. Ia berpendapat Adian seharusnya membuat pernyataan menjaga keutuhan masyarakat.

“Itu pikiran yang tidak bijak dan paranoid. Harusnya sebagai partai penguasa, pesan politiknya menyejukkan dan sportif,” kata Kholid, Minggu (25/6).

Kholid memperkirakan peluang Anis menjadi capres pada Pilpres 2024 masih terbuka. Ia tidak mengantisipasi kemungkinan Anis gagal menang seperti yang diharapkan Adian.

Baca Juga : Mengejar Slot Kursi Capres-Cawapres, Ini Syaratnya?

Ia menggambarkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) kuat mendukung Anis. Koalisi tiga partai akan mendaftarkan Anis sebagai calon presiden. Koalisi terdiri dari tiga partai parlemen, PKS, NasDem dan Demokrat.

“Insyaallah PKS-NasDem-Demokrat on the track bersama-sama berjuang mengusung Pak Anies dalam kontestasi Pilpres 2024,” ucapnya.

Seperti PKS, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menyindir balik Adian. Ali menilai hal itu hanya bisa terjadi jika Anies dijegal. Ia pun menyebut bisa saja Adian ikut dalam penjegalan tersebut.

“Bisa jadi (pilpres dua pasangan calon) kalau Adian menjadi salah satu aktor untuk menjegal Anies,” kata Ali, Minggu.

Ali optimistis Anis akan terus mencalonkan diri sebagai presiden. Anees diyakini sejauh ini tidak menghadapi masalah.

Baca Juga : Andika Perkasa Siap Ditugaskan Menangkan Ganjar Pranowo

Selain itu, Anies juga mendapat dukungan dari Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS. Dukungan ketiga partai tersebut melampaui ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen kursi di DPR RI.

“Apa masalah Anies hari ini? Anies salah satu capres yang paling awal memenuhi syarat untuk maju karena sudah didukung koalisi tiga partai,” ucapnya.

Sebelumnya, Adian Napitupulu menyebut Pilpres 2024 hanya diikuti dua calon presiden, yakni Ganjar dan Prabowo. Dia melihat suara Anies pecah sebelum merekam.

Menurutnya, saat ini suara Anies juga sudah jatuh ke kandidat lain. Adian mengatakan, sebagian suara Anies jatuh ke Ganjar, dan sebagian lagi ke Prabowo.

“Akan ada bacalon [bakal calon], bacapres, yang suaranya tergerus habis,” ungkap Adian saat ditemui di Jakarta, Sabtu (24/6).

“Sepertinya iya,” jawab Adian kala ditanya apakah sosok tersebut adalah Anies Baswedan.

Baca Juga : Dukung Ganjar Pranowo Capres 2024: PDIP 1000 Persen Tak Ada Kontrak Politik

8 Survei Terbaru Capres 2024: Ganjar Vs Anies Vs Prabowo

Calonpresiden2024.comBerbagai survei terkait elektabilitas bakal calon presiden yang diproyeksi akan bertarung dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 terus muncul. Berikut adalah delapan survei terkini yang dirangkum dari pemberitaan CNBC Indonesia sejak awal Juni 2023.

Indopol

Lembaga survei dan konsultan Indopol merilis hasil survei terkait elektabilitas bakal calon presiden (capres) 2024. Nama Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Berdasarkan keterangan tertulis Indopol, Rabu (21/6/2023), populasi survei adalah penduduk Indonesia yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia, dengan kriteria responden mereka yang berumur 17 tahun atau sudah menikah yang memiliki hak pilih dalam pemilu.

Pengambilan sampel dilakukan dengan multistage random sampling. Responden berjumlah 1.240 tersebar secara proporsional di 38 provinsi. Margin of error survei ± 2.85% pada tingkat kepercayaan 95%.

Responden terpilih dilakukan wawancara tatap muka (face to face interview) pada 5-11 Juni 2023 oleh petugas survei yang sebelumnya telah dilatih dan responden merefleksikan laki-laki/perempuan serta berbagai jenis profesi.

Baca Juga : Deretan Nama Slot Calon Presiden 2024 Paling Populer

Pertanyaan semi terbuka 13 nama diajukan kepada responden: Jika pemilihan presiden dilaksanakan hari ini, siapakah yang akan bapak/Ibu/sdr pilih?

Hasilnya:

Prabowo Subianto 28,79%
Ganjar Pranowo 27,50%
Anies Baswedan 23,87%
Ridwan Kamil 3,23%
Sandiaga Uno 1,21%
Andika Perkasa 1,13%
Erick Thohir 1,13%
Agus Harimurti Yudhoyono 1,05%
Mahfud Md 1,05%
Khofifah Indar Parawansa 0,40%
Airlangga Hartarto 0,32%
Muhaimin Iskandar 0,16%
Puan Maharani 0,0%
Lainnya 0,48%
TT/TJ 9,68%

Elektabilitas 3 Nama

Responden kemudian diberikan pertanyaan: Jika pemilihan presiden dilaksanakan hari ini terdapat 3 nama calon presiden, siapakah yang akan bapak/ibu pilih? Seberapa yakin bapak/ibu atas pilihan tersebut?

Hasilnya:

Prabowo Subianto 31,21%
Ganjar Pranowo 30,48%
Anies Baswedan 26,53%
TT/TJ 11,77%

LSI Denny JA

Baru-baru ini, LSI Denny JA merilis survei terkait tingkat kesukaan pemilih yang menyukai Presiden Jokowi terhadap tiga nama bacapres 2024, yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Survei tersebut digelar pada 30 Mei hingga 12 Juni 2023 dengan melibatkan 1.200 responden. Sample survei diambil dengan metode multi-stage random sampling.

Responden semula ditanya ‘Siapa Presiden Paling Disukai dari Bung Karno hingga Jokowi’. Pada pertanyaan ini, sebanyak 35,1% menyukai Jokowi, 31,9% menyukai Soeharto, dan 10% menyukai Soekarno.

Dari 35,1%, Prabowo unggul di pemilih yang suka dengan Jokowi, Soeharto, dan Gus Dur. Kemudian disusul Ganjar dan Anies.

“Prabowo unggul di pemilih yang menyukai Jokowi, Soeharto dan Gus Dur,” kata peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat memaparkan hasil survei di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (19/6/2023).

Tingkat kesukaan pemilih yang menyukai Jokowi:
Prabowo Subianto 39,1%
Ganjar Pranowo 37,0%
Anies Baswedan 14,7%
TT/TJ 9,2%

Tingkat kesukaan pemilih yang menyukai Soeharto:
Prabowo Subianto 45,9%
Ganjar Pranowo 25,6%
Anies Baswedan 22,5%
TT/TJ 6,0%

Tingkat kesukaan pemilih yang menyukai Gusdur:
Prabowo Subianto 32,0%
Anies Baswedan 30,8%
Ganjar Pranowo 21,0%
TT/TJ 16,2%

Sementara itu, Ganjar unggul di pemilih yang menyukai Sukarno dan Megawati. Kemudian, disusul Anies dan Prabowo.

Tingkat kesukaan pemilih yang menyukai Soekarno:
Ganjar Pranowo 48,8%
Anies Baswedan 25,1%
Prabowo Subianto 20,1%
TT/TJ 6,0%
TT/TJ 17,7%

Tingkat kesukaan pemilih yang menyukai Megawati:
Ganjar Pranowo 51,9%
Prabowo Subianto 20,1%
Anies Baswedan 10,3%

Sedangkan, Anies unggul di pemilih yang menyukai SBY dan BJ Habibie. Disusul oleh Ganjar dan Prabowo.

Tingkat kesukaan pemilih yang menyukai SBY:
Anies Baswedan 36,3%
Ganjar Pranowo 17,1%
Prabowo Subianto 13,1%
TT/TJ 33,5%

Tingkat kesukaan pemilih yang menyukai BJ Habibie:
Anies Baswedan 32,5%
Ganjar Pranowo 23,0%
Prabowo Subianto 14,7%
TT/TJ 29,8%

“Dari kesukaan mereka terhadap presiden, ini berpengaruh terhadap pilihan capresnya. Yang suka Pak Jokowi, Pak Harto maupun Gusdur, itu larinya ke Prabowo. Sementara yang suka Bung Karno dan Megawati ini pilihannya lebih banyak Ganjar. Sedangkan yang suka Pak SBY dan BJ Habibie ini banyak memilih Anies,” tuturnya.

“Pilihan terhadap presiden yang disukai berpengaruh terhadap capresnya saat ini,” imbuh dia.

Indonesia Political Opinion (IPO)

Pada Jumat (16/6/2023), IPO merilis hasil survei elektabilitas bakal calon presiden 2024. Nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di posisi pertama, disusul mantan Gubernur DKI Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Survei tersebut dilakukan pada periode 5-13 Juni 2023. Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat dengan margin of error 2,90% dengan tingkat akurasi data 95%.

Baca Juga : Anies Baswedan Sudah Kantongi Nama Cawapres 2024

Ada 1.200 orang responden yang tersebar proporsional secara nasional. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15% dari total sampel.

IPO memulai dengan memberikan pertanyaan kepada responden ‘jika hari ini dilaksanakan pemilihan presiden, bapak/ibu hendak memilih siapa?’.

Berikut hasil yang dipaparkan IPO pada Jumat (16/6/2023):

Simulasi 5 nama:

1. Prabowo Subianto 34,9%
2. Anies Baswedan 25,9%
3. Ganjar Pranowo 24,1%
4. Agus Harimurti Yudhoyono 7,1%
5. Airlangga Hartanto 4,7%

TT/TJ/Rahasia 3,3%

Simulasi 3 nama:

1. Prabowo Subianto 37,2%
2. Anies Baswedan 31,5%
3. Ganjar Pranowo 26,8%

TT/TJ/rahasia 8,2%

Lembaga Survei Nasional

LSN merilis hasil survei tingkat elektabilitas tiga bacapres yang belakangan mengemuka, yaitu Prabowo, Ganjar, dan Anies. Hasil survei LSN secara nasional menunjukkan Prabowo unggul dengan elektabilitas sebesar 38,5%, Ganjar 32,8%, dan Anies 21,9%.

Survei tersebut digelar pada 24 Mei hingga 3 Juni 2023 di 34 provinsi. Populasi dari survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun atau telah memiliki KTP. Total ada sebanyak 1.420 responden.

LSN mengambil responden melalui teknik pengambilan sampel secara acak sistematis (multistage random sampling). Dengan klaim margin of error +/- 2,6 persen, dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka oleh tenaga terlatih dengan bantuan/pedoman kuesioner. Responden diberikan pertanyaan tertutup dengan simulasi terhadap tiga bacapres, yakni Prabowo, Ganjar, dan Anies.

“Seandainya saat ini dilaksanakan pemilihan presiden (Pilpres) dan hanya diikuti tiga capres di bawah ini, siapakah yang Anda pilih?”. Survei menunjukkan Prabowo unggul dengan elektabilitas sebesar 38,5%, Ganjar 32,8%, dan Anies 21,9%.

“Secara umum, secara nasional menunjukkan bahwa lambat tapi pasti elektabilitas Prabowo Subianto terus mengalami kenaikan. Sementara itu, meskipun elektabilitas Ganjar Pranowo sempat anjlok pasca gonjang-ganjing Piala Dunia U-20, namun secara umum cenderung mandek atau stagnan. Sedangkan elektabilitas Anies Baswedan memperlihatkan tren yang terus menurun,” kata Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara dalam paparan surveinya secara virtual, Minggu (11/6/2023).

Survei Kompas

Prabowo memiliki elektabilitas tertinggi di basis pemilih Nahdlatul Ulama (NU) berdasarkan survei Litbang Kompas. Prabowo menyalip Ganjar yang menempati posisi teratas pada survei sebelumnya.

Merujuk hasil survei Litbang Kompas Mei 2023, elektabilitas Prabowo di kalangan Nahdliyin mencapai 25,8%, naik sekitar 7% dari hasil survei pada Januari 2023. Prabowo meninggalkan Ganjar yang berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 24,9%.

“Ganjar yang sebelumnya di survei Januari 2023 berada di posisi paling atas, menurun di survei Mei 2023 ini dengan 24,7%, turun 3% dari survei Januari 2023,” tulis hasil riset Litbang Kompas yang diterbitkan, Sabtu (3/1/2023).

Sementara itu, Anies berada di urutan ketiga dengan elektabilitas 12,3%. Sosok lain yang turut dipertimbangkan oleh kalangan Nahdliyin untuk dipilih sebagai capres antara lain Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (7,1%) dan Menparekraf Sandiaga Uno (1,3%).

Baca Juga : Andika Perkasa Siap Ditugaskan Menangkan Ganjar Pranowo

Kemudian Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (1,3%), Menko Polhukam Mahfud MD (0,9%), Mensos Tri Rismaharini (0,7%), Menteri BUMN Erick Thohir (0,7%), dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa (0,5%). Masih ada 22,1% responden yang tidak tahu atau tidak menjawab.

“Dari data ini bisa ditarik benang merah bahwa aspirasi politik warga NU relatif menyebar ke banyak partai politik dan calon presiden. Artinya, secara umum postur pemilih di Indonesia akan lebih banyak dicerminkan oleh bagaimana aspirasi politik dari warga nahdliyin ini,” tulis Litbang Kompas.

Untuk diketahui, survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 29 April hingga 10 Mei 2023. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.

Tingkat kepercayaan survei 95% dengan margin of error penelitian +-2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Indikator Politik Indonesia

Pada Minggu (4/6/2023), Indikator Politik Indonesia merilis survei elektabilitas capres pada Pilpres 2024 2024. Dalam simulasi tiga nama itu, elektabilitas Prabowo menjadi yang tertinggi, disusul Ganjar dan Anies.

Survei ini digelar pada 26-30 Mei 2023 terhadap 1.230 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Survei dilakukan melalui panggilan telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode random digit dialing (RDD), sebuah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Adapun margin of error survei +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Survei ini dilakukan setelah Timnas Indonesia U-22 berhasil meraih medali emas cabang sepak bola SEA Games 2023 Kamboja. Diketahui, pertandingan final sepak bola mempertemukan Indonesia dan Thailand digelar Selasa (16/5/2023).

Responden diberi pertanyaan ‘Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut?’. Hasilnya, Prabowo menempati posisi tertinggi dengan angka 38%.

Baca Juga : Projo Sulsel Dukung Prabowo: Tak Apa, Relawan Ganjar Juga Banyak

“Jadi trennya tidak berubah, Mas Anies tren penurunannya belum berhenti sejak awal 2023, sementara Pak Prabowo keunggulannya sedikit lebih tinggi tetapi masih kisaran margin of error dengan Ganjar Pranowo,” kata peneliti utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers secara virtual, Minggu, (4/6/2023).

Berikut ini elektabilitas simulasi tiga nama capres versi Indikator Politik Indonesia:

Prabowo Subianto: 38%

Ganjar Pranowo: 34,2%

Anies Baswedan: 18,9%

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)

Pada Senin (5/6/2023), SMRC merilis hasil survei bertajuk “Kualitas Popularitas dan Elektabilitas Bacapres di Pemilih Kritis” pada hari ini. Survei yang dilakukan pada 30-31 Mei 2023 melalui telepon ini dipaparkan oleh Direktur Riset SMRC, Deni Irvani.

“Di kalangan pemilih kritis, dukungan pada Ganjar Pranowo 37,9%, Prabowo Subianto 33,5%, dan Anies Baswedan 19,2%. Masih ada 9,4% yang belum menentukan pilihan,” tulis SMRC dalam rilisnya.

Menurut SMRC, pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.

Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80%.

Dalam presentasinya, Deni menjelaskan suara Prabowo dan Ganjar seimbang, selisihnya tidak signifikan secara statistik karena kurang dari dua kali margin of error 3,3% (selisih di bawah 6,6%). Sementara suara Anies berbeda signifikan dengan kedua bacapres lainnya.

Lebih jauh Deni menunjukkan bahwa dalam enam bulan terakhir, kesukaan pemilih kepada Anies cenderung makin lemah. Ini, menurut Deni, menjadi salah satu penjelas mengapa elektabilitas Anies cenderung melemah dalam periode ini. Sementara Ganjar dan Prabowo terus bersaing ketat dengan dukungan yang relatif seimbang.

Deni menambahkan bahwa Ganjar diperkirakan masih dapat menaikkan elektabilitas jika kedikenalannya naik. Di kalangan pemilih kritis, Ganjar baru dikenal 89%, sementara Prabowo 97%, dan Anies 91%.

Dalam analisis pada kelompok pemilih yang tahu ketiga bacapres, Ganjar mendapat dukungan 42,2%, unggul signifikan atas Prabowo yang mendapatkan suara 32,1%, dan Anies 17,4%. Yang belum tahu 8,3%.

Di kelompok pemilih kritis yang tahu ketiga calon, elektabilitas Ganjar konsisten berada di atas Prabowo dan Anies.

Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Survei terakhir dilakukan pada 30-31 Mei 2023 dengan sampel sebanyak 909 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error survei diperkirakan ±3.3% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

LSI Denny JA

Lembaga survei LSI Denny JA memprediksi Prabowo bakal mengalahkan Ganjar di Pilpres 2024 jika Anies tidak ikut menjadi peserta. Survei yang digelar awal bulan Mei 2023 ini mengandaikan Anies gagal mendapat tiket maju Pilpres 2024 karena Mahkamah Agung memenangkan gugatan KSP Moeldoko atas kisruh kepemimpinan Partai Demokrat.

“Apa yang terjadi jika Anies Baswedan dikalahkan dalam pemilu presiden 2024 justru sebelum kampanye dimulai? Anies tersisih bukan karena kalah suara di hari pilpres tapi karena ia gagal mendapatkan tiket calon presiden 2024,” demikian pertanyaan Denny JA, Selasa (6/5/2023).

“Ini terjadi jika Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bermasalah secara hukum karena Mahkamah Agung memenangkan gugatan Moeldoko. Kemungkinan kalahnya Demokrat versi AHY di Mahkamah Agung belum pasti. Tapi kemungkinan itu tak pula bisa sama sekali diabaikan,” tulis Denny JA.

Dari skenario Pilpres tanpa Anies, Denny JA memprediksi kontestasi hanya akan diikuti Prabowo dan Ganjar. Hasilnya, survei Denny JA mencatat Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 50,4%, sementara elektabilitas Ganjar sebesar 43,2%. Sebesar 6,4% lainnya menyatakan tidak tahu/tidak Jawab.

“Pilpres satu putaran head to head Prabowo versus Ganjar, menempatkan Prabowo sebagai pemenang dengan selisih 7,2%,” mengutip hasil survei LSI Denny JA.

Pertanyaan tentang peningkatan elektabilitas Prabowo ketika head to head melawan Ganjar, LSI Denny JA menemukan faktornya, yakni karena migrasi pemilih yang awalnya mendukung Anies.

LSI Denny JA memprediksi pendukung Anies lebih banyak yang berpindah ke Prabowo dibanding migrasi ke Ganjar. Sebesar 50,8% pendukung Anies, berpindah ke Prabowo.

“Sementara pendukung Anies yang berpindah ke Ganjar hanya separuhnya 25,4%,” bunyi temuan survei tersebut.